BukuWanita Jual MEMBANGUN KELUARGA SAMAWA

MEMBANGUN KELUARGA SAMAWA

Rp0 Rp0

Berat satuan: - g


Varian
Kuantitas
Stok Tersedia
Add to Cart

Selamat datang di Toko BukuWanita


Judul   : Membangun Keluarga Samawa

Penulis : Muhammad Rasyid Ridha 

Halaman : 300 (BW)/Book paper 

Ukuran : 14 x 21 cm 


Isu seputar keluarga tidak akan habis dibahas sepanjang masa. Terlebih di era media sosial seperti sekarang, masalah seperti kesetaraan hak-kewajiban suami dan istri, childfree, takhbîb, broken home, hingga orang tua toxic pada anak, bersliweran di lini masa hampir setiap hari. Lantas, bagaimana sebetulnya keluarga harmonis yang didambakan oleh Islam? Apakah Islam memiliki tuntunan khusus dalam mewujudkan keluarga samawa? 

Dalam buku ini, Syekh Rasyid Ridha (1865—1935 M) menghadirkan solusi atas berbagai problem di atas lewat tiga kunci utama dalam membangun keluarga samawa. Sudut pandangnya tidak hanya terpaku pada perspektif suami-istri, tetapi juga pada anak dan ekosistem sekitar yang terkait dengan kehidupan rumah tangga. 

Buku ini juga dilengkapi 30 tanya jawab kekinian seputar pernikahan. Pertanyaan disusun sesuai dengan keresahan masyarakat masa kini dengan jawaban yang disarikan dari 40 lebih karya ulama dunia. Inilah buku yang akan menjadi panduan keluarga kecil kita menjadi keluarga yang sakînah, mawaddah, warahmah. Selamat membaca! 

Siapa penulis buku ini? 

Muhammad Rasyid Ridha adalah murid terdekat dari Muhammad Abduh. Dia banyak dipengaruhi oleh ide-ide Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh melalui majalah al Urwah al-Wusṭqa. Dia mulai mencoba menjalankan ide-ide pembaruan itu ketika masih berada di Suriah, tetapi usaha-usahanya mendapat tantangan dari pihak Kerajaan Utsmani. Dia merasa terikat dan tidak bebas. Oleh karena itu, dia memutuskan pindah ke Mesir, dekat dengan Muhammad Abduh. Pada bulan Januari 1898, dia sampai di negeri gurunya ini. Beberapa bulan kemudian, Rasyid Ridha mulai menerbitkan majalah yang termasyhur, al 

Manâr. 

Ia lahir pada tahun 1865 di al-Qalamun, suatu desa di Lebanon yang letaknya tidak jauh dari kota Tripoli (Suriah). Menurut keterangan, dia berasal dari keturunan al-Husain, cucu Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu, dia memakai gelar as-Sayyid di depan namanya.